Pada akhir abad ke 19, pemerintah kolonial Hindia Belanda memiliki satu kekhawatiran: sedimentasi yang terjadi di muara Sungai Bengawan Solo akan menyebabkan pendangkalan Teluk Lamong dan mengganggu lalu lintas pelayaran kapal dari dan ke pelabuhan Tanjung Perak. Akhirnya, direncanakanlah suatu megaproyek untuk membuat sodetan aliran Bengawan Solo dari yang awalnya ke arah barat menuju ke arah utara. Sodetan ini membentang belasan kilometer menuju ke pesisir utara Jawa dan pada akhirnya bermuara di Laut Jawa.
Muara Bengawan Solo dari masa ke masa. Sumber: https://id.quora.com/Di-manakah-muara-Bengawan-Solo-sebelum-dibelokkan-Belanda-ke-Ujung-Pangkah-Gresik
Lalu apa hubungannya Bengawan Solo dengan ascites? Ya nggak ada nyambung-nyambungnya sih.. tapi kalau kita menemukan ascites, kita seharusnya berpikir tentang kemungkinan proses yang terjadi dari 'hulu' sampai ke 'hilir', sebagaimana fenomena yang terjadi di DAS (daerah aliran sungai) merupakan konsekuensi langsung dari proses di hulu atau hilir. Debit yang terlalu deras dari hulu akan membuat air meluap, pun sumbatan pada hilir juga dapat menimbulkan fenomena serupa. Yak, kita kembali ke topik bahasan kita tentang ascites dengan belajar dari kasus nyata yang pernah ku temui :)
Seorang laki-laki berusia 54 tahun datang dengan keluhan perut terasa membesar sejak 1 minggu yang lalu, disertai perut terasa penuh, begah, dan membuat pasien mual bila makan namun tidak disertai muntah. BAK sedikit dan berwarna jernih. Keluhan BAK seperti teh disangkal. Keluhan kuning di kedua mata dan badan disangkal. BAB setiap 2 hari sekali, konsistensi lembek, warna BAB coklat. Muntah darah disangkal, BAB hitam disangkal.
Tidak ada keluarga dengan riwayat penyakit yang sama. Riwayat keganasan di keluarga tidak diketahui. Pasien bekerja di bengkel sebagai montir. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal. Pasien rajin berolahraga.
Pemeriksaan umum (general survey)
KU lemah; GCS: 456
TD 155/106
HR 79
RR 22
T 36,8
SpO2 99% FA
Kepala-Leher
Anemia (+); Ikterus (-); Cyanosis (-); Dyspnea (-)
Thorax-paru
Asimetris, kanan lebih tertinggal; retraksi (-)
Fremitus raba menurun ⅓ bawah hemithorax D/S
ves/ves menurun ⅓ bawah hemithorax D/S
wh -/- ; rh -/-
Thorax-Jantung
S1 S2 tunggal
murmur (-)
gallop (-)
Abdomen
membuncit, distended
bising usus (+) normal
pekak (+), shifting dullness (+), undulasi (+), hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas
Akral hangat kering merah, CRT <2 detik, pitting edema tungkai bilateral minimal +/+
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik di atas, dapat ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:
Anamnesis
- Perut membesar sejak 1 minggu
- Sensasi penuh dan begah
- Mual
- Keadaan umum lemah
- Konjungtiva anemis
- Pergerakan dinding dada asimetris (kanan lebih tertinggal)
- Fremitus menurun di ⅓ bawah kedua hemithorax
- Perkusi redup di ⅓ bawah kedua hemithora
- Abdomen membuncit, distended, BU (+)
- Abdomen pekak (+), shifting dullness (+), undulasi (+),
- Pitting edema tungkai bilateral minimal +/+
- Proses di hulu: Tekanan hidrostatik pada kapiler bisa berubah karena adanya perubahan tekanan di hulu yaitu arteri, seperti peningkatan tekanan darah arteri sistemik dan adanya vasokonstriksi pada pembuluh darah arteri lokal (mis. arteriola aferen).
- Proses di hilir: Peningkatan tekanan darah di vena distal dari kapiler dapat meningkatkan tekanan hidrostatik kapiler, misal pada kondisi obstruksi vena akibat desakan suatu massa e.g. hipertensi portal atau insufisiensi vena.
- Pembesaran sampai dengan distensi abdomen
- Rasa penuh dan begah di perut
- Sesak napas (akibat terdesaknya diafragma, sehingga inpirasi tidak bisa maksimal)
- Rasa kenyang lebih cepat
- Penurunan mobilitas
- Pemeriksaan fisik: ascites minimal -> puddle sign, ascites sedang dan permagna: shifting dullness, tes undulasi (Materi review pemeriksaan fisik abdomen: Pemeriksaan Fisik Abdomen)

- Ascites derajat I adalah ≥100 mL
- ascites derajat II adalah ≥1000 mL
- ascites derajat III menggambarkan perut yang sangat buncit, yang menunjukkan adanya literan cairan -> ascites permagna; biasanya timbul manifestasi sesak akibat insufisiensi pergerakan diafragma e.c. peningkatan tekanan intraabdomen yang masif


Comments
Post a Comment